Persiapan 1: essay
LPDP minta 3 essay, yaitu essay kesuksesan terbesar, rencana studi, dan kontribusi untuk Indonesia. Saya beberapa kali revisi nulis semua essay ini. Mungkin ini bagian dari kebiasaan saya yang sering kali revisi berkali-kali kalau nulis, termasuk nulis skripsi. Tiga essay ini sudah ada panduannya di booklet beasiswa LPDP yang bisa diunduh di website LPDP.
Banyak yang bilang bahwa wawancara akan banyak ditanya dari essay yang dibuat. Oleh karena itu, saya serius mengerjakan essay ini dan minta tolong teman saya yang awardee beasiswa LPDP untuk review essay saya. Alhamdulillah, mereka baik sekali dan bersedia menolong saya. Saya minta tolong dua senior saya, Novian Habibie dari Fasilkom (awardee LPDP, saat saya minta review belum mulai sekolah) dan Alfan Presekal dari teknik komputer 2008 (lulusan Imperial College London). Semoga Allah membalas kebaikan mereka aamiin.
Persiapan 2: wawancara
Dari baca-baca blog orang lain dan dari kata teman saya, saya dapat simpulkan saya adalah kandidat yang lemah. Saya: 1. belum punya LoA, 2. Fresh Graduate. Namun dua kelemahan yang saya sebutkan beralasan, karena memang saat interview LPDP, proses admission kampus baru dimulai dan fresh graduate karena memang saya insya Allah (jika mampu) ingin menjadi dosen dan peneliti. Akhirnya, saya berpikir saya harus bisa menjelaskan dengan baik hal ini di wawancara.
Persiapan wawancara saya lakukan jauh-jauh hari. Hal pertama yang saya lakukan adalah baca-baca blog orang lain mengenai proses wawancara, seperti apa situasinya, atmosfirnya, dan seperti apa pertanyaannya. Dari hasil membaca blog itu, saya menyimpulkan pertanyaan di wawancara bertujuan utuk mencari kandidat yang memiliki alasan kuat untuk melanjutkan sekolah dan apa pengaruhnya jika kandidat tersebut melanjutkan sekolah dan pembangunan Indonesia.
Saya berlatih interview dengan kakak pertam saya dan juga teman saya yang sedang berjuang LPDP juga, Aldo Setiawan. Kakak saya sudah sering interview kerja, sering sekali, karena itu dia tau betul sikap yang baik, cara bertutur kata, struktur kalimat saat memperkenalkan diri, dan sebagainya. Dengan Aldo, saya dapat banyak masukan di bidang teknis seperti rencana tesis, karena memang bidang kami sama-sama teknik. Tentunya semua latihan ini dilaksanakan dengan bahasa Inggris.
Persiapan 3: LGD dan Essay
Essay: 30 menit, bahasa Inggris, tidak dibatasi jumlah kata
LGD: 25 menit, bahasa Inggris, tidak diberikan format khusus
Saya tidak melakukan persiapan khusus untuk bagian ini, karena saya waktunya habis untuk menulis essay dan mempersiapkan wawancara. Persiapan saya adalah:
- Saya baca koran The Jakarta Post setiap hari (online saja). 2 berita dari kolom today's paper dan 1 dari opinion.
- Dengerin TEDx dan BBC Learning English 6 minute English. Saya pernah dengar dari dosen bahasa Inggris saya waktu semester 2 bahwa jika ingin berbicara dengan baik, belajarlah jadi pendengar yang baik terlebih dahulu. Oleh karena itu, saya belajar mendengar juga tiap hari.
"Itu persiapannya. Gimana proses seleksinya?"
Saya beruntung dapat semua jadwal, mulai dari verifikasi dokumen hingga wawancara, di hari yang sama. Lokasinya waktu itu di STAN Bintaro. Alhamdulillah, tidak jauh dari rumah karena dari jaman SD juga saya sering lewat sini.
Sampai di sana, saya mengisi waktu luang dengan berkenalan dan ngobrol dengan orang-orang. Akhirnya saya dipanggil wawancara pukul 11.15.
Saya ditanya beberapa hal, seperti diminta memperkenalkan diri, ditanya mengenai kegiatan kuliah sewaktu S1, rencana tesis, cita-cita nanti, kontribusi ke masyarakat, dan sebagainya.
Seingat saya, saya diwawancara sekitar 25 menit. Itu relatif sebentar, karena banyak yang masuk duluan tapi saya keluar duluan. Hal ini membuat saya khawatir hingga sekarang. Saya khawatir interviewer tidak tertarik lalu menyudahi wawancara. Tapi ya sudahlah, sudah lewat, toh saya sudah berusaha terbaik yang saya bisa. Kalo gagal ya sudah, bukan rejeki saya hehe.
Essay pukul 15.25. Saya menggunakan pulpen, karena kalau pensil tulisan saya tidak terlihat, jadi saya pilih pulpen. Topik yang diberikan berupa teks yang diambil (sepertinya) dari koran. Tantangan disini adalah karena teks tersebut dalam bahasa Indonesia, namun essay kita dalam bahasa Inggris. Jadi tidak bisa nyolong-nyolong kosa kata yang khas dengan topik itu dari teks hehe. Karena essay selama 30 menit, saya menulis kurang lebih 200 kata. Kalau di IELTS task 2 kan 40 menit 250 kata, jadi saya asumsikan 200 kata untuk 30 menit di essay on the spot LPDP. Entahlah ini baik atau tidak. Semoga ya baik hehe.
LGD pukul 16.30. Topik juga dari teks berbahasa Indonesia. Jangan lupa, sebelum berbicara perkenalkan diri dulu dengan menyebut nama dan peran yang diajukan. Sebaiknya kartu perserta LPDP diletakkan di meja agar jika teman kita ada yang lupa sama nama kita, bisa ingat. Saya juga waktu itu mencatat poin-poin penting dari tiap teman-teman di kelompok. Lalu saya buat kotak yang isinya hasil diskusi. Per poin waktu itu saya buatnya. Lalu kertas ini juga saya beri nama. Sebenarnya saya iseng aja nulis nama, tapi kayaknya berguna karena ternyata kertasnya diminta untuk dikumpulkan oleh penilai.
Ya begitulah ceritanya. Entah dapet atau tidak sudah ditangan panitia, hanya bantuan Allah yang bisa menolong karena proses ujian seleksi sudah selesai. Mohon doanya ya hehe.
UPDATE:
saya ga dapet hehe
24 November 2016
Bintang