Sunday, 2 July 2017

Review Gitar Radix White Mojo Rama Satria

Saya pengen punya Stratocaster udah lama. Tapi stratocaster yang bagus2 itu mahal, jadi saya harus sabar nunggu. Akhirnya, setelah punya gaji, saya mau beli tapi yang ga terlalu mahal. Setelah ngobrol2 sama temen saya yang ngerti banget Stratocaster (dia punya Fender Stratocaster Mexican Standard dan Fender Stratocaster Kenny Wayne Shepherd Signature), saya diberi tahu yang penting kayunya Alder, karena spare part lainnya bisa digantinya gampang. Dia menyarankan 2 gitar ke saya: Squier Classic Vibe 60's dan Radix White Mojo Rama Satria Signature.

Saya belum sempat mencoba Squier Classic Vibe, namun karena harganya 5.25 juta pada saat itu, saya memprioritaskan Squier ini di nomor 2. Saya mau mencoba Radix dulu, karena kalo harganya di Instagram guitar freaks itu 4.5 juta, lebih murah lebih baik hehe.

Btw, Radix ini merek lokal yang katanya gitar2nya dibuat di Tangerang. Dealer resminya itu di Guitar Freaks, lokasinya di Cipete. Setelah kesana, saya ngga nemu karena stoknya habis. Akhirnya dikasih tau mas-mas penjaganya kalo di Gana Music Pondok Aren ada tinggal satu. Kebetulan dekat rumah, saya pun kesana.

Sepertinya yang disimpan Gana Music ini stok lama, sehingga udah karatan banget senarnya. Saddlenya pun karatan. Tapi saya suka sama beratnya dan "getaran"nya pas senarnya dipetik. Karena ini stok lama, dapat lah saya beli dengan harga 3.7 juta bonus senar Ernie Ball dan sebuah stand gitar yang bisa dipake untuk 2 gitar. Gila beruntung banget.

Inilah spek-spek bagus yang saya bisa liat di gitar ini:
  1. Kayu Alder, kayak gitar2 Fender Strat beneran.
    Gitar di atas meja setrika
  2. Neck Mapple, fretboard Rosewood.
  3. Saddle dan bridge model vintage.
  4. Pickup Tesla VR-1, ini pickup vintage. Suaranya bagus, saya suka.
  5. Fret wire ukuran jumbo. Ini enak banget buat bending sama vibrato, karena licin, lembut, suaranya juga enak jadinya. Tapi shredder kayaknya ga akan suka, karena susah ngebut jarinya di fret kayak gini.
    Fret Jumbo
  6. Tremolo blok yang tebel, gede, dan padat. Ga kayak tremolo blok Fender MIM yang kecil dan kopong.

    Yang padat dan besar itu bawaan Radix
  7. Neck belakangnya ada yang ga dicat, sehingga nyaman di tangan. Gitarnya SRV dan John Mayer juga necknya belakangnya gak dicat.
    Necknya ga dicat
  8. Treble bleed dengan Kinman Mod. Model Kinman ini kapasitornya diseri dengan resistor. Kalo Duncan Mod (kayak yang dipake Ginda Berstari) itu diparalel. Kalo kayak Fender Professional Series, diseri dan di paralel, jadi resistornya kayak bikin voltage divider gitu. Saya suka Kinman Mod karena ga terlalu nyaring treblenya tapi masih ada treblenya.

    Kinman treble bleed, yang resistor dan kapasitor itu (bukan yang dekat jari)
  9. Kapasitor di potensiometer tone control 0.047 uF. Ini ga bagus ga apa sih, selera nilai mah. Makin gede kapasitansinya, suaranya lebih dark. Umumnya orang pake 0.047, 0.022, atau yang besar 0.1 uF.
  10. Potensio 250K Ohm, model A (naik secara logaritmik resistansinya)
  11. Ada switch buat bikin gitar ini bersuara Telecaster. Cara makenya, switch pickup di posisi neck, trus arahin switch magic ini ke bawah. Suaranya jadi suara Telecaster. Keren banget.
Dari sesuatu yang bagus, pasti ada jeleknya, apalagi mengingat harganya yang murah.
Ini hal-hal yang saya kurang suka:
  1. Switchnya yang model kurang bagus, pake PCB pertinak. Ini PCB jenis murah. Kalo mau bagus pake switch CRL kayak Fender. Kalo mau beli CRL ada di toko DIY Pedal Indonesia (mereka buka juga di Tokopedia), harganya 200 ribu. Mahal? Iya jelas. Kalo ngga saya yakin Radix pake ini.

    Switch dengan PCB pertinak
  2. Kapasitornya yang murah. Duh saya ga tau ini jenis apa. Bukan keramik, bukan Orange Drop, bukan Paper in Oil.
  3. Potensionya mereknya Alpha, cepat karat dan responya ga terlalu oke walaupun masih bisa di terima.
  4. Saddlenya jelek. Punya saya udah coak aja.
  5. Saddle udah pada coak
Saya coba mengupgrade gitarnya biar lebih baik. Ini yang bisa dilakukan (beberapa sudah saya lakukan, sisanya belum karena dompet belum mengijinkan):
  1. Ganti kapasitor dengan kapasitor Orange Drop atau Paper in Oil. Saya ganti dengan Orange Drop. DIY Pedal Indonesia menjual dengan harga 33 ribu.
    Orange Drop yang warna oren (you don't say...)
  2. Ganti saddle dengan yang lebih baik. Yang masih disetujui kantong saya itu saddle Fender MIM, harga satu set (plus bridge dan tremolo block) sekitar 300 ribuan. Kalo mau yang lebih bagus bisa beli Gotoh, Fender USA, Callaham, atau GraphTech. Namun, ingat ada harga ada barang. Merek-merek tadi paling murah 400 ribu hanya untuk saddle.

    Saddle Fender MIM
  3. Saya merasa pick up ini udah cukup, tapi mungkin ada yang selera bisa ganti pick up. Terserah, sesuai selera dan budget. Saya sih penasaran sama pickup Fender 57/62, Lollar, sama Lindy Fralin. Cuma mereka mahal banget.
  4. Ganti potensiometer CTS kayak fender. Sebagai perbandingan, harga potensio Alpha (bawaan dari Radix) sekitar 12 ribu satunya, dan CTS sekitar 80 ribu satunya.
  5. Ganti switch dengan CRL, kayak fender. DIY Pedal Indonesia menjual dengan harga sekitar 200 ribu. Mahal sih, tapi bagus emang. 
Secara keseluruhan, gitar ini sangat enak dipake dan nyaman di telinga. Kalau anda main metal, ini bukan gitar untuk anda. Kalo suka blues atau model vintage sound, saya sangat merekomendasikan gitar ini.