Tuesday, 30 August 2016

Review Grammar Checker Online Gratis

Beberapa waktu lalu saya menulis paper untuk disubmit ke konferensi IEEE. Setelah saya tulis, saya perlu mengecek apakah grammar yang saya gunakan sudah cukup baik. Dalam pengecekan penulisan, saya melakukan 3 hal secara berurutan: pertama, saya baca sendiri dari awal dan memeriksa dengan kemampuan saya sendiri apakah ada kalimat yang aneh; kedua, saya cek dengan grammar checker online yang gratis tentunya; yang ketiga, saya minta tolong 2 dosen saya untuk review dan memberi masukan dalam tulisan yang sudah dibuat. Pada tulisan ini, saya fokus pada langkah kedua. Terdapat beberapa tools online yang populer untuk mengecek grammar, namun saya menggunakan dua dan keduanya saya akan bahas disini.

Pertama adalah grammarly.com. Kelebihannya adalah tampilannya menarik, gratis, dan mudah digunakan. Kelemahannya adalah harus sign up. Entah kenapa saya suka males aja kalo pake sign up segala. Tapi gapapa gratis ini. Kelemahannya adalah...ya namanya juga pakai mesin, sama kayak di Microsoft Word yang suka salah mendeteksi. Nama saya dianggap salah ejaan. Biasa lah ya. Jadi jangan semua diikutin juga rekomendasi dari grammarly.

Kekecilan? Klik aja gambarnya

Yang kedua adalah paperrater.com. Kelemahannya, paper rater tidak sejeli grammarly untuk masalah pengecekkan grammar. Tetapi, kelebihannya adalah dia tidak perlu sign up, gratis, dan ada rating untuk tulisan yang Anda cek. Lebih baiknya lagi, dia mengecek seberapa porsi kalimat pasif dari keseluruhan teks, yang mana itu penting mengingat kalimat pasif sebaiknya dihindari dalam penulisan artikel ilmiah [1].

Kesimpulannya, sebaiknya anda menggunakan lebih dari satu grammar checker untuk mengoreksi tulisan anda, karena yang satu belum tentu lebih sensitif dibanding yang lainnya.

[1] https://www.ieee.org/publications_standards/publications/authors/author_guide_interactive.pdf 

Sunday, 28 August 2016

Bahasa Pemrograman C - Kenapa?

Disclaimer: Saya memang sedang belajar mengenai sistem komputer, namun saya bukanlah ahlinya. Tulisan ini mungkin saja salah total, namun ada baiknya jika Anda menemukan salahnya, Anda bisa berikan masukan/kritik pada kolom komentar.

Saat saya kuliah tahun pertama di Teknik Komputer Universitas Indonesia, kelas Pengantar Teknik Komputer waktu itu belajar bahasa C. Sejujurnya, saya agak agnostik tentang bahasa yang digunakan; lebih ke gunanya kemana, dengan cari yang lebih sederhana (saya suka yang sederhana, tidak rumit). Namun, banyak yang mempertanyakan kenapa sih belajar C? Jadul ah! Lah wong hasilnya di layar item aja kok (di terminal), apa serunya? Bahkan, sewaktu saya jadi asisten lab ada mahasiswa yang nyeletuk, "ih C gampang banget, gini gini doang". Entah karena dia yang jenius atau emang cuma nyoba printf dan if-else.

C sangat populer, bahkan di tahun 2016 saat C sudah tidak muda. Menurut IEEE Spectrum, C berada di peringkat teratas untuk bahasa terpopuler. Sesuatu populer bukan karena tanpa alasan (oke oke, ada artis antah berantah yang populer di tv).

Sumber: IEEE spectrum

Terjemahan kasar: "C digunakan untuk menulis program yang mementingkan kecepatan dan fleksibilitas, seperti pada sistem tertanam (embedded systems) dan high-performance computing". Sekarang sedang tren istilah Internet of Things. Dimana-mana ada. Sensor umumnya, jika tidak selalu, dioperasikan pada mikrokontroler yang diprogram dengan C.

Tidak cuma berhenti di embedded systems. Buat para web programmer, pastinya tidak asing dengan web server. Sesungguhnya, server adalah sebuah proses, bukan komputer fisik. Apache HTTP Server, salah satu yang paling populer, dibuat dengan C dan XML. Masih ga ngakuin kalo server bisa dibuat dari C? Nginx pun dibuat dengan C. Bahkan, sebenarnya membuat program server dengan C yang sederhana tidak begitu sulit. Banyak literatur yang memberikan tutorialnya (salah satu rekomendasi saya: buku gratis Beej's Guide to Network Programming). Linux? Dibuat juga dengan C. Coba cek Github kernel Linux, dan sekitar 90% dibuat dengan C. Selain yang saya sebutkan tadi, masih ada banyak proyek besar lain yang ditulis dalam C.

Menurut saya, ada beberapa keuntungan belajar C pada saat pertama kali belajar memprogram komputer:
  1. Dibandingakan dengan belajar Java saat pertama kali belajar, orang memiliki keuntungan belajar bagaimana komputer menggunakan memory untuk kepentingan prosesnya. Hal ini bisa dipelajari saat belajar the evil pointer. 
  2. Dibandingkan dengan langsung belajar C++, orang tidak perlu dipusingkan dengan konsep Object Oritented Programming (OOP). Jika sudah paham betul secara procedural, belajar OOP dengan C++ atau Java jadi lebih menyenangkan (kalau saya sih jadi memuji-muji konsep OOP yang sangat elegan dalam membentuk object dan class).
  3. Lebih enak lagi saat udah belajar Operating Systems, orang lebih mengerti bagaimana OS bekerja dengan hands on mengenai multithread, interprocess communication, dsb. Buku yang menurut saya bagus adalah buku gratis Operating Systems: Three Easy Pieces.
  4. Dibandingkan dengan langsung Assembly....ya setidaknya membuat orang tidak males belajar memprogram komputer haha.  
Saya tidak mengatakan bahwa C lebih unggul dibanding bahasa lain. Yang saya tekankan adalah 1) C sangat berguna dan tidaklah bijak mengatakan tidak berguna belajar C, 2) Belajar C pada saat awal belajar programming memiliki keuntungan-keuntungan yang khas.


Tempat Beli Gitar Murah di Jakarta

Saya sudah punya gitar dari tahun 2007..atau 2008 saya lupa, yang jelas sudah lumayan lama. Gitar saya kondisinya sudah tidak terlalu baik, fretnya abis, pick upnya suaranya melempem, dan sebagainya. Jadi di tulisan ini saya mau memberi review dan cerita saya beli gitar baru. Saya beli gitar di daerah Bendungan Hilir (BenHil) Jakarta.

Ceritanya, pada malam takbiran 2016 saya bertiga dengan teman saya melihat instagram orang jual gitar, namanya jdanwmusic [1]. Setelah lihat-lihat gitar disana, teman saya besoknya langsung ngajak kesana. Saya sih ga niat beli, sayang uangnya jadi saya anter aja. Lokasinya di Bendungan Hilir, belakangnya SMAN 35 (di sebelah sekolah itu ada gang, masuk aja). Trus saya tanya sama orang tempat beli gitar dimana, ternyata masuk gang lagi. Jujur aja, saya agak khawatir karena tempatnya sama sekali ga kayak toko musik. Mana banyak preman juga. Belum lagi teman saya pas di jalan bilang, "Tang ini murah-murah banget. D' addario aja 30 ribu. Jangan-jangan pancingan biar dateng trus dibegal lagi hahahaha". Saya juga ketawa, tetapi tetap aja jadi kepikiran gara-gara omongan ni anak.

Ternyata setelah masuk, beneran toko gitar dan bas. Ada banyak dan harganya kisaran 800 ribu hingga 2 jutaan. Ada harga ada barang, jangan harap merek Gibson disini seenak Gibson asli hahaha. Tetapi, ga semua gitar disini jelek. Ada juga yang lumayan, bahkan bagus menurut saya untuk ukuran harga yang ditawarkan. Selagi saya lihat-lihat, mata saya kepincut dengan model Fender Telecaster. Saya tes, ternyata suaranya enak banget!


Akhirnya saya memutuskan untuk beli dengan mengorbankan tabungan yang tadinya direncanakan untuk bayar tes TOEFL. Gapapa, saya ga nyesel karena emang saya dapet gitar dengan harga yang pas. Fun stuff doesn't always come at a high cost; sometimes it is at a reasonable price if you are lucky enough to find it. Harga Fender Telecaster abal yang saya beli ini 1 juta rupiah. Kata abangnya, gitar-gitar di toko ini dibuat di Bandung. Walaupun murah, gitar ini suaranya asik banget, apalagi dengan khas "twang"nya Telecaster. Kalo menurut saya, dalam memilih gitar murah, ada beberapa hal minimal yang harus dicek sebelum beli:
  1. Cari gitar yang bentuknya sederhana. Gitar murah, spare partnya juga murah. Jadi jangan pilih bentuk gitar yang rumit, karena kayaknya akan dikorbankan kualitas spare partnya. Misalnya, model Telecaster itu simple dibanding Ibanez JEM punya Steve Vai contohnya. Bridge, pick up, dan segala prentelan lain. Dengan harga 1.2 Juta, anda jangan harap bisa mainin tremolo kayak Steve Vai. Bisa-bisa baru angkat, tuning (seteman) berubah.
  2. Pastikan fret ga ada yang mati. Untuk ngetes, mainin kunci dasar di semua fret dengan strumming (genjreng) dan petik dengan jari/pick.  Jangan lupa tes pada saat bending suaranya oke atau ngga.
  3. Pastikan pick up berfungsi dengan baik. Switch dari mulai neck sampai bridge. Pastikan suaranya sesuai dengan yang dimaksud.
  4. Pastikan pot (puteran) tone juga berfungsi dengan baik.
Itu hal minimal banget yang menurut saya harus dilakuin. Mungkin yang lebih berpengalaman lebih ngerti harus cek apalagi. Anda bisa konsultasikan dengan orang yang lebih berpengalaman kalau mau tau lebih jauh.

[1] https://www.instagram.com/jdanwmusic/ 

Saturday, 27 August 2016

Why the Hell I Write This Blog

Beberapa orang mungkin nanya, "ngapain nih orang nyampah di Internet?". Hmm benar juga. Sebenarnya, saya nulis blog ini untuk alasan berikut:
  1. Agar saya tidak lupa tentang sesuatu, misalnya tentang komputer, musik, masak, nama jalan, atau apapun, saya tulis disini. Karena kalau nulis di buku takut hilang.
  2. Siapa tau ada yang butuh infonya. Karena saya tau betul kurang info itu ga enak banget. Misalnya, saya ga tau masak telor itu pake kompor atau ngga, nah itu bahaya banget kalo saya ga tau kalo kompor bisa digantikan dengan lilin mainan.
  3. Ngisi waktu sebagai pengangguran. 
Mungkin blog ini isinya tentang review buku, catatan perjalanan saya ngoprek alat elektronik, dan catatan perjalanan.
Ini bukan blog wacana! Bismillah!