Monday, 12 December 2016

Gagal LPDP

Jumat 9 Desember 2016 pengumuman LPDP keluar. Websitenya tidak bisa dibuka, yang kemungkinan besar dikarenakan beban server tinggi. Akhirnya kebuka, dan saya tidak lolos seleksi wawancara LPDP.

Apa yang ada di perasaan saya? Mungkin bisa diwakilin sama Roronoa Zoro...


Berdarah-darah, tapi nahan haha. Saya langsung berusaha untuk mendapatkan jawaban dari pertanyaan saya yang mengusik: Kenapa saya ga lolos. Saya mencoba cara yang dijelaskan oleh blog agniswikono.wordpress.com mengenai permohonan informasi publik untuk menanyakan bagian apa yang kurang dari saya untuk segera diperbaiki. Namun belum dibalas karena baru 3 hari lalu saya mengajukan dan dalam 3 hari ini tanggal merah.

Memang, saya rasa saya kurang di banyak hal dan terlalu terburu-buru dalam mempersiapkan ini semua. Terburu-buru bukan merupakan hal yang baik karena akan kehilangan banyak hal dalam perjalanannya. Saya jadi ingat pesan Rayleigh ke Robin:



"You can't rush things. Just go forward one step at a time on your ship. May be we all tried to go too fast"

Apa yang saya perbuat hingga saya terlalu terburu-buru? Analisa saya:
  1. Terburu-buru bilang mau berkontribusi jauh untuk bangsa sebagai dosen, padahal belum pernah mengajar secara sukarela ke anak-anak yang kurang beruntung. Memang tidak diwajibkan, tapi menurut saya sangat baik jika kita bisa merasakan sulitnya belajar mereka dengan kondisi yang tidak mendukung sejak lahir. Dengan begitu, kematangan akan pemahaman proses menyampaikan ilmu dengan perasaan akan lebih baik.
  2. IELTS saya belum ada! Fatal. Saya daftar menggunakan TOEFL ITP. Boleh memang, tapi ini mengindikasikan saya dokumen aja belum siap.
  3. Saya belum mengontak apapun ke universitas/professor. Padahal, saya sudah banyak membaca tentang adab dan cara mengontak professor (buka profilnya, baca 3-4 paper terakhirnya, baca current projectnya, baru kontak). Tapi karena mayoritas bilang S2 ke Delft ga butuh kontak professor, saya mengurungkan niat. Padahal, ini bisa menjadi pendukung walau saya belum punya LoA.
  4. Mungkin saya belum memantaskan diri untuk S2.
Dari hal-hal tersebut, saya belajar banyak. Mungkin apa yang saya pelajari lebih banyak dibanding jika saya lolos. Alhamdulillah, segala sesuatu memang ada maksudnya. Dengan ini, saya harus merapihkan PR-PR yang saya sebut. Khusus untuk PR no. 4, ini paling teknis, karena akhirnya saya memutuskan untuk berlatih programming lebih banyak (hackerrank, latihan-latihan lain), baca-baca tutorials point untuk mendapatkan overview dari subject yang belum saya kuasai, dan mengerjakan soal-soal tes University of Tokyo dan TU Darmstadt (karena mereka memberi contoh soal). Semoga saya bisa menyelesaikan semua PR ini dengan baik dan dengan waktu yang efektif dan efisien.

12 Desember 2016

Bintang

2 comments:

  1. Berdarah-darah tapi nahan, hahaha.. saya merasakannya juga Bintang.

    jam 2.45 siang nerima sms dari LPDP, deg-degan tingkat tinggi. Langsung buka email, dan jreeeeng judulnya: "Informasi Ketidaklulusan.." Haahahhaa.. langsung hancur lebur.

    permintaan nilai hasil tesnya udah keluar?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama hahahaha. Sudah keluar hasilnya. Melihat kecilnya nilai saya secara keseluruhan mengingatkan saya untuk memantaskan diri dengan belajar lebih banyak lagi dan memperbaiki diri dulu sebelum daftar S2 hehehe.

      Delete