Friday, 3 March 2017

Membuat PCB dengan Software Kicad

Saya sedang belajar membuat PCB ceritanya. Saat masih kuliah, saya dikenalkan software yang namanya Altium oleh senior dan teman-teman saya. Jujur aja, kami pakai itu dengan crack, sebuah hal yang umum yang terjadi di kalangan saya dan teman-teman mengingat pakai Windows aja crack....

Saat ini saya juga sedang belajar membuat program. Menurut saya pribadi, ngoding itu susah banget. Banget. Banget. Banget. Trus saya inget saya pake software Altium bajakan, dan saya merasa ga enak aja yang buat software ini susah kali ya trus pada pake gratis gitu aja. Saya memutuskan untuk tidak beli software ini karena mahal banget, tapi tetap mencari alternatif untuk punya jalan yang lebih baik: cari software gratisannya.

Saya baca-baca di Internet dan menemukan dua alternatif yang populer: Eagle dan Kicad. Sepertinya Eagle lebih populer karena lebih sering disebut. Tapi, Eagle sebenernya berbayar, yang versi gratis fiturnya lebih sedikit dari yang bayar. Denger-denger, Kicad itu open source dan bener-bener gratis. Akhirnya saya pilih Kicad untuk Ubuntu saya.

Review

Sejauh ini, saya membuat PCB yang sederhana saja. Mentok-mentok ya paling jauh double layer dan bikin library sendiri. Jadi yang saya bisa ceritakan ya yang pernah saya kerjakan aja. Maaf ga bisa jauh-jauh karena memang masih belajar hehehe.

Belajar mengoperasikan Kicad tidak lah rumit untuk fitur-fitur dasar. Untuk installasi, silahkan ikuti yang ada disini: http://kicad-pcb.org/download/ubuntu/.

Untuk nyari tutorial, menurut saya yang sangat step-by-step dan lengkap ada disini: http://kicad.txplore.com/?p=96. Di link yang barusan, kita bisa pelajari gimana cara buat library sendiri. Silahkan diubek-ubek website itu, ada banyak yang bisa kita pelajarin.

Saya bingung review apa hehe. Intinya makenya gampang dan enak deh. Mirip-mirip Altium tapi fiturnya ga selengkap Altium.

Tips

Ini tips yang saya dapet dari teman/senior, internet, dan sebagainya. Hanya sedikit sih, tapi...ya sudahlah.

1. Mitos: bikin jalur jangan siku-siku

Katanya, jalur itu siku-siku (90 derajat) juga tidak apa-apa, asalkan bukan untuk operasional kecepatan transmisi tinggi sekali dan bukan untuk tegangan tinggi (ada yang bilang untuk diatas 1 kV). Jadi kayaknya kalo cuma buat arduino dengan tegangan paling-paling 5 dan 3.3v, gapapa lah bikin jalur siku-sikut. Walaupun, menurut saya, ambil best practice untuk menghindari jalur siku-siku adalah hal yang baik.

2. Ukuran jalur dan jarak antar jalur

Ini tergantung ngecing dimana. Kalo ngecing sendiri, saya lebih suka ukuran jalur 0.8-1 mm dan jarak antar jalur 0.8-1 mm juga. Kalo mesen ke multikarya atau spektra, mungkin bisa sampai setipis 0.3 mm jalurnya. Tapi untuk jalur power (VCC dan GND) saya lebih suka dilebarin, untuk VCC bisa 1.2 mm, untuk GND dijadikan ground plane.

3. Ground plane

Ground plane katanya bisa untuk mereduksi radiasi. Jadi sebaiknya dibuat ground plane, terutama untuk yang dekat dengan jalur analog dan yang berhubungan dengan komunikasi.


Ijo-ijo yang lebar sendiri itu jalur ground (gnd plane)


4. Bentuk lobang

Bentuk lobang menurut saya setidaknya memengaruhi dua hal: kemanan saat dibor dan disolder. Saran saya, sebaiknya bentuk lobang itu oval karena permukaannya lebih besar sehingga saat dibor lebih aman dan disolder lebih enak.
Bentuknya oval, x=2.8 mm, y=2 mm. Kebayang kan lebih enak soldernya dibanding bulet?
Dengan Kicad, kita pake software yang emang gratis. Jadi semoga lebih barokah hehe.

5. Mau lompatin jalur tapi ga double layer? Pake jumper aja.

jalur merah itu akan kecetak di front layer
Ada beberapa tips untuk pake jumper:
a. Jumper jangan panjang-panjang, semakin pendek semakin baik
b. Pakai jumper yang ada bungkus isolatornya (ada kulitnya) lebih baik daripada yang telanjang (bare cable)
c. Biar ga ganggu komponen di atasnya kasih aja solatip bening biar tetep nempel ke board
d. Ukuran lobang via dan diameternya disesuaikan biar disoldernya enak

No comments:

Post a Comment